Ronald Tannur hingga Remaja Bunuh Ayah-Nenek

Posted on

Jakarta, SiberNusa

Tahun 2024 diwarnai sejumlah kasus kriminalitas brutal. Pemerkosaan, pembunuhan, dan penyiksaan terjadi bahkan di lingkaran keluarga.

Salah satu kasus yang paling disorot publik adalah pembunuhan yang dilakukan Ronald Tannur terhadap kekasihnya, DSA. Kasus ini memang terjadi di akhir 2023, tetapi proses hukumnya terus mencuat di tahun ini.

Kejadian bermula saat keduanya ke Blackhall KTV, sebuah tempat hiburan malam di Surabaya, Selasa, 3 Oktober 2023. Setelah minum-minum, mereka pulang. Di dalam lift, mereka cekcok.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ronald menendang kaki DSA hingga jatuh. Setelah itu, ia memukul kepala kekasihnya dengan botol miras dua kali. DSA keluar dari lift dan menghampiri mobil. Dia bersandar di bagian kiri mobil.

“GR memasuki mobil di kursi pengemudi. Selanjutnya mobil dijalankan oleh GR dari parkir belok ke kanan, sedangkan posisi korban di sebelah kiri. Sehingga mengakibatkan korban terlindas sebagian tubuhnya dan terseret sejauh lima meter kurang lebih,” kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pasma Royce.

Ronald sempat membawa DSA ke apartemen, memindahkannya ke kursi roda, dan memberi napas buatan. Ia membawa DSA ke RS National Hospital, tetapi perempuan itu meninggal dunia pada Rabu, 4 Oktober 2023, pukul 02.30.

Sembilan bulan kasus berjalan, Pengadilan Negeri Surabaya justru memvonis bebas Ronald Tannur. Padahal, jaksa menuntut anak mantan anggota DPR Edward Tannur itu penjara 12 tahun.

Majelis hakim PN Surabaya menyebut tak ada penganiayaan. Mereka mengatakan DSA meninggal karena penyakit lain akibat meminum minuman beralkohol.

Kejaksaan Agung mengusut kasus itu. Pada 23 Oktober 2024, Kejaksaan Agung menangkap tiga hakim PN Surabaya atas dugaan suap dalam kasus vonis bebas Ronald Tannur.

Tiga hakim itu adalah Heru Hanindyo, Erintuah Damanik, dan Mangapul. Mereka diduga menerima Sin$140 ribu dari Lisa Rachmat, pengacara Ronald Tannur.

Bahkan menyeret mantan petinggi Mahkamah Agung, Zarof Ricar yang diduga menjadi makelar kasus tersebut. Saat penyelidikan kasus tersebut, Kejagung menemukan uang tunai Rp920 miliar dan emas batangan 51 kilogram itu saat menggeledah rumah Zarof.

Anak bunuh ayah-nenek

Kasus lainnya terjadi baru-baru ini di Cilandak, Jakarta Selatan. Remaja bernama MAS membunuh ayah kandungnya dan neneknya. Ia juga melukai ibu kandungnya dengan pisau dapur.

“Dia merasa tidak bisa tidur terus ada hal-hal yang membisiki dia, meresahkan dia,” kata Kasatreskrim Polres Jaksel AKBP Gogo Galesung kepada wartawan, Sabtu (30/11).

MAS mengambil pisau dapur, lalu menikam ayahnya yang sedang tertidur. Ibunya terbangun dan berteriak. Lalu MAS menikam pisau itu ke ibunya, tetapi tak fatal.

Sang remaja itu lalu lari keluar rumah. Dia berpapasan dengan neneknya dan menusuk dengan pisau yang sama. Neneknya meninggal dunia.

MAS sempat kabur dengan tangan berlumuran darah. Namun, ia berhasil diringkus oleh satpam komplek yang sedang berjaga malam.

Pelaku diserahkan ke kepolisian. Jenazah sang ayah dan nenek dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati. Ibu pelaku dirawat di Rumah Sakit Fatmawati.

Hingga kini masih belum diketahui motifnya melakukan pembunuhan tersebut. Polisi masih menunggu hasil pemeriksaan psikologis tersangka.

Pengeroyokan bos rental

BH, seorang pengusaha rental mobil, tewas saat hendak menjemput mobilnya di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Pati, Juni lalu. Kejadian bermula saat BH mencari mobilnya yang disewa sejak November 2023.

GPS mobil tersebut menunjukkan lokasi Desa Sumbersoko. Dia pun mengajak tiga orang rekan untuk mengambil mobil tersebut.

BH membawa kunci cadangan dan bertolak ke Sukolilo. Sesampainya di lokasi, ia justru diteriaki maling oleh warga sekitar. BH dan tiga orang rekannya pun diamuk massa. Mobil yang mereka kendarai dari Jakarta pun hangus dibakar.

BH sempat dilarikan ke RSUD Kayen. Namun, nyawanya tak terselamatkan.

Usai kejadian itu, pengusaha rental mulai angkat bicara soal dugaan kampung penadah di Sukolilo. Rental ramai-ramai mem-blacklist penyewa dari daerah tersebut.

Bahkan netizen yang geram dengan kasus ini beramai-ramai mengubah nama daerah Sukolilo menjadi Kampung Maling di aplikasi peta online.

Polisi menangkap empat orang tersangka pengeroyokan BH dan kawan-kawan. Polisi juga mengamankan 33 motor dan 6 mobil yang dokumennya tidak jelas di kampung tersebut.

Baca selanjutnya di halaman berikut >>

Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, Sumatera Barat diperkosa dan dibunuh oleh sejumlah pria.

Kejadian berlangsung 6 September 2024. Indra Septiarman menyekap Nia yang sedang berjalan pulang. Indra membawa Nia ke daerah perbukitan.

Berdasarkan keterangan polisi, Nia sudah tak bergerak setelah disekap. Namun, tak dipastikan apakah korban sudah tewas saat itu.

Di daerah perbukitan, Indra memperkosa Nia. Setelah itu, ia mengubur Nia di lokasi tersebut. Kebejatan Indra terungkap beberapa hari setelahnya saat warga menemukan jasad Nia terkubur dengan tangan terikat dan tanpa busana.

Indra sempat hilang saat polisi melakukan pencarian. Indra baru berhasil ditangkap 11 hari kemudian.

Polisi menetapkan Indra sebagai tersangka pemerkosaan dan pembunuhan. Polisi juga menangkap MJ dan DN yang merintangi penyidikan dengan membantu Indra kabur.

Penganiayaan bos animasi

Bos Brandonville Studios Cherry Lai dilaporkan ke kepolisian oleh karyawannya atas tuduhan penganiayaan. Warga negara Hong Kong itu disebut melakukan kekerasan fisik dan verbal.

Korban mengaku dipaksa pulang dini hari saat dirinya sedang mengandung. Akibatnya, ia melahirkan secara prematur. Bahkan, anaknya meninggal dunia empat bulan kemudian.

Korban juga bercerita pernah dihukum naik-turun tangga sebanyak 45 kali di malam hari. Selain itu, korban juga dihukum menampar diri sendiri sampai 100 kali.

Perusahaan itu disebut sudah tutup, tetapi Cherry telah membuka perusahaan baru. Setelah dilaporkan ke polisi, Cherry meninggalkan Indonesia.

“Informasi diterima oleh Kasat Reskrim bahwa sekitar 29 Agustus 2024 terlapor sudah terdata meninggalkan Indonesia,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi dalam konferensi pers, Rabu (18/9).

[Gambas:Infografis CNN]

Efek media sosial

Kriminolog Universitas Indonesia Arthur Josias Simon Runturambi mengatakan kriminalitas sadis di tahun 2024 bisa dipengaruhi banyak hal. Salah satu faktor yang paling mungkin adalah kemajun media sosial.

Josias mengatakan kriminalitas dahulu mungkin hanya dipengaruhi kondisi sosial di sekitar pelaku. Saat ini, setiap orang bisa terpengaruh kondisi sosial yang ditampilkan internet.

“Acuannya itu kan tidak hanya yang dipelajari secara sosial, secara ekonomi, tapi juga yang dibuka di gadgetnya. Nah itu semua saling ini saling bertautan,” kata Josias saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (18/12).

Josias mengatakan sebagian kriminalitas brutal mungkin didorong oleh keadaan ekonomi yang sulit. Namun, hal itu tak berlaku dalam kasus-kasus seperti Ronald Tannur dan anak bunuh ayah-nenek di Cilandak.

Pelaku dua kasus itu hidup di keluarga menengah ke atas. Josias berkata ekonomi jelas bukan faktor pemicu. Menurutnya, bisa saja dipengaruhi oleh hubungan keluarga yang kurang baik.

Josias berpendapat hal terpenting yang harus dilakukan saat ini adalah mencegah kriminalitas-kriminalitas brutal itu terjadi lagi. Dia berkata semua elemen masyarakat harus bergerak mencegah copying atau peniruan.

Dari level terbesar, pemerintah harus menegakkan hukum dengan baik. Selain itu, diperlukan kebijakan-kebijakan yang mampu meningkatkan ketahanan individu agar tak berbuat kriminal.

Di level menengah, ada peran keluarga dan lingkungan. Menurutnya, masyarakat harus menciptakan lingkungan yang baik demi mencegah kejadian serupa.

“Tingkat mikro ya, meso mungkin keluarga. Jadi tergantung perpaduan rari berbagai tingkatan itu untuk membentuk ketahanan yang relatif kuat di individu dan keluarga,” ujarnya.