Solo, SiberNusa —
Presiden ketujuh Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) menilai tak terganggu dengan lukisan karya seniman Yos Suprapto yang disebut-sebut menyinggung dirinya.
Pameran seniman asal Yogyakarta itu beberapa waktu ini jadi kontroversi karena batal digelar di Galeri Nasional, Jakarta, setelah kurator meminta lukisan yang menampilkan sosok mirip Jokowi diturunkan.
Saat ditanya wartawan, Jokowi mengaku baru mengetahui pameran lukisan Yos dari ajudannya, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah. Jokowi mengaku biasa saja, dan sudah terbiasa dengan kritik dari masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ya tadi ditunjukkin sama Mas Syarif. Ya biasa-biasa aja. Kita ini biasa sih,” kata Jokowi di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Jumat (27/12).
Presiden dua periode RI (2014-2024) itu menekankan Indonesia sebagai negara demokrasi yang harus menghargai semua pendapat. Selain itu, menurutnya, seniman tidak boleh dilarang menyampaikan kritik lewat karya.
“Menurut saya itu kreativitas seniman yang harus kita hargai dan juga sebuah bentuk aspirasi. Aspirasi politik yang dituangkan dalam sebuah lukisan yang juga harus kita hargai,” kata Jokowi.
“Jadi kalau dipamerkan ya kita kan katanya negara demokrasi. Saya kira ndak ada masalah,” lanjutnya.
Ayah kandung dari Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka itu juga tak mempersoalkan seandainya pameran lukisan-lukisan Yos itu tetap digelar.
“Oh, dipamerkan juga ndak ada masalah. Tapi kan kewenangannya di mana? Apakah di galeri atau di kementerian? Saya enggak tahu,” kata dia.
Namun, Jokowi tidak menjawab saat ditanya mengenai sikap Galeri Nasional yang membatalkan pameran lukisan Yos dengan alasan teknis.
“Ya mungkin ada pertimbangan yang lain. Kan saya enggak tahu,” kata Jokowi.
Petugas menurunkan salah satu lukisan karya Perupa senior Yos Suprapto yang bertajuk “Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan” yang sebelumnya akan dipamerakan di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (23/12/2024). (SiberNusa FOTO/Muhammad Adimaja)
|
Sebelumnya, Pameran lukisan tunggal karya Yos Suprapto bertajuk Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan di Galeri Nasional, Jakarta, pada Kamis (19/12) malam batal diselenggarakan.
Pengunjung yang hadir pada pembukaan disebut dilarang melihat pameran yang telah dipersiapkan sejak setahun terakhir.
Yos Suprapto mengatakan kurator yang ditunjuk Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, meminta lima dari 30 lukisan yang disiapkan untuk diturunkan.
Lima lukisan itu berkaitan dengan sosok Jokowi yang pernah menjabat sebagai Presiden RI.
“Jadi sampai beberapa jam sebelum pameran, lima lukisan itu masih diminta untuk diturunkan. Padahal lukisan-lukisan tersebut merupakan narasi dari tema pameran,” kata Yos kepada CNNIndonesia.com, Jumat (20/12).
“Lukisan-lukisan tersebut menjadi narasi latar belakang situasi dari tema kedaulatan pangan itu sendiri. Hal itu yang tidak bisa dibaca oleh kurator,” tuturnya. “Iya [narasinya jadi tidak utuh].”
Menanggapi hal itu, Galeri Nasional mengatakan pameran harus ditunda imbas kendala teknis yang tidak bisa dihindari. Padahal, pameran itu dijadwalkan berlangsung sebulan sejak 20 Desember 2024.
“Galeri Nasional Indonesia dengan berat hati mengumumkan Pameran Tunggal Yos Suprapto yang bertajuk Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan, yang dijadwalkan berlangsung pada 20 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025, terpaksa ditunda karena adanya kendala teknis yang tidak dapat dihindari,” demikian penjelasan yang tertulis di akun media sosial @galerinasional, Kamis (19/12).
(syd/kid)
[Gambas:Video CNN]